legenda atlit bulutangkis indonesia sangat prihatin dengan prestasi sekarang
Para mantan atlet bulu tangkis prihatin terhadap kekalahan tim Indonesia dalam ajang Piala Thomas dan Uber 2012 di Wuhan, China, pekan lalu. Susy Susanti termasuk satu di antara para mantan Legenda tersebut. Pebulu tangkis senior itu menyayangkan kekalahan tim Thomas saat bertanding melawan Jepang. “Kami pun semua sedih dengan kekalahan ini. Dalam sejarah bulu tangkis Indonesia, belum pernah tim Thomas kalah dari Jepang. Mereka memang sudah berusaha maksimal mungkin, tapi tidak bisa menembus poin-poin kritis saat pertandingan,” kata Susi.
Bulutangkis selama ini selalu menjadi cabang yang berprestasi. Tentu keterpurukan para delegasi Merah-Putih di arena Thomas-Uber Cup di Wuhan lalu, menjadi sorotan masyarakat dan juga para legenda raket Indonesia.
Para legenda itu merasa akar masalahnya ada pada induk organisasi. Demi menyelamatkan martabat bulutangkis Indonesia, mereka berkumpul diskusi dan mereka menghasilkan petisi yang banyak menyoroti titik permasalahan nya..
Bukan ingin menyalahkan para atlet, tapi kegagalan kali ini terutama tim Thomas yang untuk pertama kalinya tak mampu lolos ke semi final, terkesan mengejutkan dan mengecewakan bagi masyarakat Indonesia yang menaruh harapan besar di pundak tim Thomas dan Uber.
Terpuruknya prestasi bulu tangkis Indonesia ternyata membuat pemain legendaris Rudy Hartono yang biasanya tenang menjadi marah.
“Kalau mengaku gagal dan mempertanggungjawabkan kegagalan itu, maka mundur sajalah, ini namanya sikap dan jiwa sportif,” ujar juara All England.
“Dulu sewaktu saya duduk dalam kepengurusan dan tim Piala Thomas gagal, saya langsung mengundurkan diri, padahal itu hanya gagal juara. Yang sekarang ini terhenti di perempat final oleh Jepang adalah sesuatu yang sangat memalukan, ke mana pun kita pergi kita menjadi malu,” lanjut Rudy Hartono.
Sejumlah mantan pebulu tangkis Indonesia meminta Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI) bertanggung jawab atas kekalahan tim bulu tangkis Indonesia. Mereka menilai kekalahan ini terjadi karena pengurus tak mempersiapkan pemain dengan baik.
